Bagaimana Cara Memulai Investasi
Kenapa Kita Harus Investasi?
Setiap orang pasti ingin memiliki masa depan yang lebih baik. Investasi adalah salah satu cara untuk mewujudkannya. Selain untuk mendapatkan penghasilan positif dari ivestasi, banyak juga yang bertujuan mendisiplinkan dari dalam mengelola keuangan serta menghindari inflasi.
Meningkatnya nilai aset dan kekayaan bahwa menanam uang di suatu instrumen keuangan akan berdampak pada peningkatan nilai aset dan kekayaan yang di miliki seseorang, aset yang dimaksud tidak terbatas pada properti atau rumah yang di miliki, tapi juga dana investasi sering perkembangan waktu, dana yang di investasikan pada aset-aset ini akan mengalami peningkatan nilai di masa mendatang hingga mampu mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
Jenis Jenis Investas
- Investasi Emas
Emas atau Logam mulai nilai nya selalu meningkat sehingga cocok untuk Investasi jangka menengah hingga jangka panjang, emas biasanya akan mengalami kenaikan harga sebagai respon terhadap kejadian-kejadian tertentu yang menyebabkan nilai paper investment, seperti saham dan obligasi menurun. Harga emas juga dapat bergejolak dalam jangka pendek, namun tetap terjaga nilainya dalam jangka panjang tentunya emas dapat menjadi salah satu investasi yang layak dipertimbangkan.
- Investasi Reksa Dana
Raksa Dana adalah investasi termudah karna dapat dimulai dengan modal yang sangat kecil, cocok untuk investor pemula. Reksa dana merupakan kumpulan dana yang dikelola guna melakukan investasi seperti membeli saham, obligasi dan instrumen keuangan lainnya.
- Investasi saham
investasi saham perusahaan menawarkan keuangan yang tinggi pada waktu yang lama, cocok untuk investasi jangka panjang. Saham sendiri dapat didefinisikan secara gampangnya sebagai surat berharga yang menjadi bukti bahwa kepemilikan pada suatu perusahaan
- Investasi Properti
Investasi pada aset properti dipilih sebagian orang karena harga tanah cenderung terus naik, tetapi diperlukan modal yang cukup besar untuk memulainya. Harga pasaran properti memang ada, namun harga jual dari sebuah aset properti ada di tangan pemiliknya. Jika pemiliknya ingin cepat laku, maka meraka bisa saja mereka menjualnya di bawah harga pasaran.
Kenali Dirimu
Ada 3 tipe investor. Investor agresif yaitu yang menyukai risiko (risk seeker),Investor tipe profil risiko yang terkhir adalah tipe agresif atau bisa disebut sebagai investor yang siap untuk kaya dan menanggung risiko yang besar, investor jenis ini siap kehilangan sebagian besar atau seluruh dana investasi nya demi mendapatkan keuntungan investasi yang besar. investor moderat yaitu netral dengan risiko (risk neutral). Berbeda dengan sebelumnya, investor yang termasuk dalam profil resiko moderat atau sedang memiliki karakteristik yang siap menerima fluktuasi jangka pendek dengan potensi keuntungan lebih tinggi dari tingkat inflasi dan deposito. dan investor konservatif yaitu yang tidak suka dengan risiko (risk avert). Investor tipe ini biasanya investor pemula yang baru saja tertarik untuk melakukan investasi, investor tipe ini cenderung memilih jenis investasi yang stabil, berisiko rendah atau bahkan tidak ada risiko sama sekali.
Tentukan Jenis Investasi
Jika kamu adalah calon investor yang masih minim pengetahuan tentang instrumen investasi dan tidak punya waktu untuk terus mengawasi situasi dan kondisi pasar modal, maka jenis investasi yang tepat untuk kmu adalah REKSADANA. Kenapa Reksadana? Karena proses pemilihan instrumen investasi diserahkan kepada manajer investasi, yaitu perusahaan sekuritas. Nominal minimal untuk turut serta dalam investasi reksadana pun terbilang rendah, mulai dari Rp. 100.000.
Kenali Investasimu
Hal-hal yang harus kamu perhatikan saat memilih reksadana :
- Baca Prospektus
- Jenis Produk reksa dana (Rekasadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham atau reksadana campuran)
- Kenali tingkat resikonya
- Teliti kineraja masa lalu
Buka Rekening Khusus
Untuk berinvestasi bukalah rekening khusus investasi. Pisahkan antara rekening yang kamu gunakan untuk investasi dan rekening untuk tabungan ini bertujuan agar pengelolaan keunagan menjadi lebih mudah juga untuk berjaga-jaga apabila terjadi risiko yang tidak diinginkan. Selain itu, untuk berinvestasi gunakalanlah “uang dingin” atau uang yang tidak akan digunakan dalam waktu dekat.
“Tulisan oleh Khairunnisa, S.E., M.M. – Dosen Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University”