Pelatihan pembuatan Modul Ecobrick sebagai Peluang Pengembangan EcoProduct yang bernilai Ekonomi Pada Komunitas Engkang-Engkang
Sampah organik adalah sampah yang dapat terurai dengan mudah. Sedangkan sampah anorganik adalah sampai yng sulit terurai, merupakan sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknology pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, contohnya, botol plastik bekas minuman, tas plastik, plastik bekas makanan, kaleng dan lain sebagainya.
Melihat permasalahan yang terjadi pada lingkungan tersebut lahirlah komunitas Engkang-engkang sebagai bentuk kepedulian warga Masyarakat terhadap sungi dan lingkungan sekitarnya. Komunitas Engkang Engkang, didirikan Tgl.15 Juli 2011 di Sekemirung 10 Cigadung, Cibeunying Kaler Kota Bandung, yang diketuai oleh Pak Agus Kristian Hardiana. Komunitas ini memiliki anggota terdaftar sekitar 160 org. Yang tersebar diberbagai daerah di bandung.
Dalam usaha mengurangi masalah sampah, komunitas engkang-engkang telah melakukan berbagai macam kegiatan mulai dari membersihkan bantaran sungai, pengumpulan sampah melalui Bank sampah, dan menggunakan untuk didaur ulang, pertanian serta peternakan. Daur ulang yang dilakukan menghasilkan produk-produk seperti tas, kantong belanja dan lain sebagainya, dengan menggunakan sampai bungkus kopi.
Tidak semua sampah plastik dapat dimanfaatkan kembali melalui Bank Sampah. Ada beberapa sampah, seperti plastik kemasan kopi, roti, mie instant dan lain sebagainya yang banyak menjadi sampah rumah tangga tetapi tidak bisa diterima oleh bank sampah. Selama ini komunitas engkang-engkang menggunakan sampah plastik yang tidak diterima oleh Bank sampah tersebut dengan melakukan daur ulang menjadi tas belanja, tempat tatakan gelas, taplak meja dan sebagainya. Produk tersebut kurang memiliki nilai ekonomis bagi konsumen sasarannya.
Banyak cara untuk mendaur ulang plastik. Salah satu caranya adalah dengan membuat plastik tersebut menjadi ecobrick. Ecobricks adalah pengolahan sampah plastik menjadi material ramah lingkungan. Ini merupakan upaya untuk mengurangi menumpuknya sampah plastik. Material ramah lingkungan tersebut dibuat dengan memasukkan dan memadatkan sampah plastik yang sudah bersih dan kering ke dalam botol plastik bekas serta menggunakan tongkat kecil untuk memadatkan sampah plastik ke botol tersebut. Ecobrick adalah bata yang ramah lingkungan. Ecobrick dibuat dengan cara memasukan plastik-plastik bekas kedalam botol bekas hingga padat dan botol menjadi keras.
Proses membuat ecobrick agar dapat dimanfaatkan memang tidak sebentar. Dibutuhkan waktu dan materi plastik yang tidak sedikit. Namun perlu proses untuk membuat itulah yang menjadi tantangan. Dan menghasilkan karya seni yang berkelas. Oleh karena itulah ecobrick adalah seni pengolahan plastik yang berkelas. Tetapi untuk menjadikan Ecobrick bernilai economis tidak cukup dengan hanya membuat ecobrick saja. Tim Dosen dan mahasiswa di bidang ilmu Entrepreneurship bermaksud untuk memaksimalkan potensi sampah di sekitar sungai Cidurian dalam workshop pembuatan modul ecobrick sebagai salah satu peluang pengembangan produk pada Komunitas Engkang-Engkang. Modul ecobrick yang sederhana dapat dibuat menjadi sofa mini.
Pelatihan dilakukan dalam 2 waktu yang berbeda. Pertama pada tanggal 13 Oktober 2019 dihadiri oleh 25 orang anggota komunitas dengan workshop berupa pembuatan ecobrick dalam rangka persiapan pembuatan modul. Yang kedua pada tanggal 10 November 2019 workshop pembuatan modul ecobrick dihadiri oleh 28 orang angota komunitas. Selama melakukan pelatihan, masyarakat yang tergabung didalam komunitas engkang-engkang mengikuti semua rangkaian pelatihan dan workshop yang diberikan dengan baik dan memiliki antusias yang sangat baik dalam menanggapi materi yang diberikan.